Go Explore
Indonesian Fighter Tourism Association (IFTA) lahir dari semangat untuk bangkit
bersama ketika pariwisata Indonesia menghadapi masa paling sulit dalam sejarah
modern
Indonesian Fighter Tourism Association (IFTA) lahir dari semangat untuk bangkit bersama ketika pariwisata Indonesia menghadapi masa paling sulit dalam sejarah modern. Di tengah gejolak pandemi dan perubahan perilaku wisatawan, para pelaku wisata dari berbagai daerah berkumpul, saling menguatkan, dan menyadari bahwa sektor ini hanya bisa pulih jika dikelola secara kolaboratif, adaptif, dan berpihak pada masyarakat.
Hari ini, IFTA berkembang menjadi gerakan nasional yang mempertemukan pelaku usaha, komunitas lokal, pemerintah, dan jejaring lintas daerah. Bukan hanya untuk mengejar jumlah kunjungan, tetapi untuk menghadirkan wajah pariwisata Indonesia yang lebih manusiawi, bermartabat, dan berkelanjutan.
Sekretariat Nasional IFTA berlokasi di Menara 165, Jl. TB Simatupang Kav. 1, Cilandak Timur, Pasar Minggu – Jakarta Selatan. Untuk komunikasi cepat, silakan hubungi WhatsApp: +62 822-1587-1374.
IFTA memandang pariwisata bukan sekadar aktivitas rekreasi, tetapi instrumen untuk memperkuat ekonomi lokal, menjaga kelestarian alam, merawat kebudayaan, serta membangun hubungan yang sehat antara tamu dan tuan rumah. Setiap program dirancang agar manfaatnya kembali pada masyarakat dan lingkungan tempat wisata itu tumbuh.
Indonesian Fighter Tourism Association (IFTA) adalah asosiasi yang menaungi para pelaku dan pejuang pariwisata dari berbagai latar belakang: pengelola destinasi, pelaku usaha perjalanan, penggerak desa wisata, komunitas lokal, hingga pegiat pariwisata kreatif. Kata “Fighter” sengaja dipilih untuk menggambarkan semangat anggota yang terus bertahan, berinovasi, dan bergerak meski menghadapi situasi yang tidak selalu mudah.
IFTA hadir sebagai rumah bersama. Di sini, pelaku wisata dapat berjejaring, belajar, dan menjalin kolaborasi yang konkret. Organisasi ini berfokus pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan destinasi, serta penguatan ekosistem pariwisata yang berlandaskan konservasi budaya, alam, sosial, dan lokalitas.
Bagi anggota, IFTA bukan hanya tempat berkumpul, melainkan ruang untuk tumbuh. Setiap pertemuan, pelatihan, dan program dirancang agar memberikan pengalaman belajar yang aplikatif, relevan dengan kondisi lapangan, dan memberikan keberanian untuk mencoba hal-hal baru secara bertanggung jawab.
Cikal bakal IFTA bermula dari pertemuan informal antar pelaku wisata yang merasakan dampak berat perlambatan pariwisata. Usaha mengalami penurunan drastis, destinasi sepi, dan banyak pekerja kehilangan sumber penghasilan. Namun di tengah situasi tersebut, muncul satu kesadaran bersama: pariwisata Indonesia memiliki potensi besar dan tidak boleh dibiarkan runtuh begitu saja.
Dari diskusi yang awalnya sederhana, lahir gagasan untuk membangun wadah yang mampu menghubungkan pelaku wisata dari berbagai daerah, saling menguatkan, dan menyusun langkah bersama untuk membangkitkan kembali sektor ini. Gerakan tersebut kemudian berkembang menjadi asosiasi dengan struktur yang jelas, program yang terarah, dan jaringan yang terus meluas.
IFTA tumbuh bukan karena kelebihan sumber daya, melainkan karena kekuatan solidaritas. Semangat untuk berbagi pengetahuan, membangun kepercayaan, serta menjaga nilai kemanusiaan dalam pariwisata menjadi energi utama yang mendorong organisasi ini terus bergerak.
Menjadi asosiasi pelaku pariwisata yang menjadi pelopor lahirnya destinasi-destinasi baru dan peningkatan mutu pelayanan wisata serta profesionalisme kerja di seluruh Indonesia, dengan berpegang pada prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
IFTA tidak hanya berdiri di atas aturan formal organisasi, tetapi juga diikat oleh nilai-nilai yang disepakati bersama. Nilai-nilai ini menjadi kompas ketika memilih program, menjalin kolaborasi, maupun mengambil keputusan strategis.
Anggota IFTA didorong untuk terus meningkatkan kompetensi, menjaga integritas, dan memberikan layanan terbaik bagi wisatawan maupun mitra. Profesionalisme berarti menepati komitmen, bertindak transparan, dan selalu belajar dari pengalaman, baik di destinasi, di kantor, maupun di ruang digital.
Pelajari Lebih LanjutTidak ada satu pihak pun yang mampu mengembangkan pariwisata sendirian. IFTA percaya pada kekuatan jejaring: saling menguatkan antar pelaku wisata, membuka ruang dialog dengan pemerintah, bekerja bersama komunitas lokal, dan menjalin koneksi lintas daerah agar potensi yang ada dapat saling melengkapi.
Pelajari Lebih LanjutMasyarakat lokal bukan sekadar latar belakang foto, tetapi aktor utama pariwisata. Melalui pendampingan, pelatihan, dan pembukaan akses pasar, IFTA mendorong lahirnya pelaku-pelaku baru yang percaya diri, memiliki kemampuan manajerial, dan mendapat manfaat ekonomi secara adil dari aktivitas wisata di daerahnya.
Pelajari Lebih LanjutSetiap destinasi memiliki daya dukung alam dan sosial. IFTA berkomitmen menjaga keseimbangan itu dengan mendorong pengelolaan yang tidak merusak lingkungan, menghormati budaya lokal, serta mengutamakan keselamatan dan kenyamanan semua pihak yang terlibat.
Pelajari Lebih LanjutDi lapangan, IFTA hadir melalui serangkaian program yang saling terhubung. Ada program yang menyentuh peningkatan kapasitas individu, ada yang fokus pada penguatan destinasi, dan ada pula yang dirancang untuk membangun citra positif pariwisata Indonesia secara keseluruhan.
Salah satu fokus utama IFTA adalah mencetak sumber daya manusia pariwisata yang andal. Pelatihan yang diselenggarakan mencakup berbagai topik: layanan prima, manajemen perjalanan, penyusunan paket wisata, teknik pemanduan, pengelolaan risiko, hingga pemanfaatan teknologi digital untuk pemasaran dan komunikasi.
Pelatihan tidak hanya berlangsung di ruang kelas. IFTA menggabungkan sesi teori dengan praktik langsung di lapangan sehingga peserta dapat merasakan situasi nyata dan belajar menghadapi dinamika wisatawan secara langsung. Pendekatan ini membuat materi terasa lebih hidup dan mudah diterapkan dalam bisnis maupun pengelolaan destinasi sehari-hari.
IFTA percaya bahwa desa adalah ruang penting bagi masa depan pariwisata. Melalui pendekatan Community Based Tourism, masyarakat diajak terlibat dalam proses perencanaan hingga pengelolaan destinasi. IFTA hadir untuk membantu memetakan potensi, menata kelembagaan, menyusun paket kunjungan, serta membuka jaringan pasar.
Pendampingan dilakukan secara bertahap dan dialogis. Prinsipnya, setiap desa memiliki karakter dan tidak bisa diperlakukan dengan pola yang sama. Karena itu, tim IFTA bekerja bersama tokoh masyarakat, pemuda, pelaku UMKM, dan pihak terkait lainnya agar terbentuk kesepahaman dan rasa memiliki terhadap destinasi yang sedang dibangun.
Indonesia memiliki ribuan titik potensi wisata yang belum tergarap secara optimal. IFTA turut mendorong eksplorasi destinasi baru melalui kegiatan survei, uji coba paket perjalanan, dan pengembangan aktivitas tematik seperti wisata minat khusus, wisata pendidikan, hingga wisata petualangan yang dikemas secara aman dan bertanggung jawab.
Dari hasil eksplorasi, IFTA membantu menyusun produk wisata yang layak jual, menjaga kualitas pengalaman wisatawan, dan tetap berpihak pada kepentingan masyarakat setempat. Produk yang dihasilkan bisa berupa perjalanan singkat, paket menginap, program edukasi, maupun rangkaian kegiatan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra.
Program-program IFTA tidak berhenti pada pelaksanaan di lapangan. Organisasi ini juga aktif mengelola promosi dan kampanye melalui berbagai kanal komunikasi – mulai dari pertemuan luring, media sosial, hingga kolaborasi konten dengan komunitas kreatif. Tujuannya adalah membangun narasi positif tentang destinasi dan pelaku lokal yang selama ini mungkin belum banyak dikenal.
Dengan memanfaatkan jejaring anggota di berbagai daerah, IFTA dapat memfasilitasi pertemuan antara penawar dan pencari jasa wisata. Travel agent, komunitas, institusi, dan perusahaan dapat menemukan mitra lokal yang tepat melalui jaringan ini, sehingga kerja sama yang terjalin menjadi lebih efektif dan saling menguntungkan.
Seperti halnya perjalanan wisata yang penuh cerita, perjalanan IFTA juga diwarnai proses belajar, penyesuaian, dan lompatan-lompatan kecil yang secara perlahan membentuk gerakan yang lebih matang.
Sejumlah pelaku wisata dari berbagai daerah mulai berkumpul, baik secara luring maupun daring, untuk membahas kondisi pariwisata yang menurun tajam. Dari sesi berbagi pengalaman ini, muncul gagasan untuk tidak sekadar “menunggu keadaan membaik”, melainkan mengambil peran aktif memulihkan sektor pariwisata dengan cara yang lebih terarah dan terorganisir.
Gagasan tersebut kemudian dikonsolidasikan menjadi sebuah asosiasi yang memiliki visi, misi, dan struktur kepengurusan. IFTA mulai memperkenalkan diri kepada berbagai pemangku kepentingan, membangun komunikasi dengan pemerintah, dan menyusun agenda kerja yang realistis sekaligus berdampak.
Program-program pelatihan, pendampingan desa wisata, dan eksplorasi destinasi baru mulai berjalan di berbagai daerah. Di fase ini, IFTA banyak belajar dari dinamika lapangan: bagaimana beradaptasi dengan karakter tiap wilayah, mengelola ekspektasi, dan merancang pola kerja yang mampu menggabungkan profesionalisme dan kedekatan kultural.
Seiring bertambahnya anggota dan mitra, IFTA memasuki fase penguatan organisasi. Standar kerja diperbaiki, sistem komunikasi diperjelas, dan program-program baru disusun untuk menjawab tantangan zaman, termasuk kebutuhan digitalisasi dan integrasi lintas sektor. Fase ini membuka peluang bagi IFTA untuk memperluas kiprahnya sambil terus menjaga karakter gerakan yang hangat, inklusif, dan membumi.
IFTA menyadari bahwa tantangan pariwisata tidak dapat diselesaikan oleh satu organisasi saja. Karena itu, IFTA membuka diri terhadap berbagai bentuk kemitraan: dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, komunitas, pelaku usaha, serta organisasi lain yang memiliki visi sejalan dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Bentuk kolaborasi dapat berupa penyusunan dan pelaksanaan program pelatihan, pendampingan desa wisata, dukungan promosi, penyelenggaraan event, hingga penelitian dan pengembangan model pengelolaan destinasi. Setiap kerja sama dirancang sedapat mungkin untuk menghasilkan manfaat timbal balik dan meninggalkan jejak keberlanjutan bagi masyarakat setempat.
Bagi IFTA, kemitraan bukan sekadar menandatangani dokumen, tetapi membangun hubungan jangka panjang yang dilandasi rasa saling percaya, keterbukaan, dan komitmen terhadap nilai keberlanjutan.
Jika Anda mewakili pemerintah, komunitas, kampus, lembaga, atau perusahaan yang memiliki perhatian pada pengembangan pariwisata, IFTA siap berdiskusi untuk merancang langkah bersama.
Hubungi kami melalui WhatsApp: +62 822-1587-1374 untuk memulai percakapan awal mengenai kebutuhan dan rencana kolaborasi Anda.
Menjadi bagian dari IFTA berarti bergabung dengan komunitas para pelaku dan pegiat pariwisata yang percaya bahwa sektor ini dapat tumbuh tanpa meninggalkan masyarakat dan lingkungan. Anda dapat terlibat sebagai individu, komunitas, maupun perwakilan lembaga, dengan ruang kontribusi yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing.